Jakarta, 30 Juli 2024 – Indonesia Institute for Social Development (IISD) menggelar pertemuan tingkat tinggi yang menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dalam upaya memperkuat strategi pengendalian tembakau di Indonesia. Diskusi ini menyoroti berbagai aspek kebijakan terkait regulasi produk tembakau dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.
Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai lembaga, termasuk akademisi, organisasi masyarakat sipil, dan praktisi kesehatan. Salah satu poin utama yang dibahas adalah pentingnya implementasi Peraturan Pemerintah terkait pengendalian zat adiktif dalam produk tembakau dan rokok elektronik, serta upaya sinkronisasi kebijakan antar-lembaga untuk memperkuat efektivitas regulasi.
Kepala Studi CHED ITB-AD Jakarta, Roosita Meilani Dewi, yang turut hadir dalam pertemuan ini, menyampaikan urgensi peningkatan koordinasi antara pemerintah dan sektor terkait untuk memastikan keberhasilan kebijakan pengendalian tembakau. “Kita harus memperkuat kolaborasi lintas sektor guna menciptakan kebijakan yang lebih efektif dan berkelanjutan. Peran akademisi, organisasi masyarakat, serta lembaga pemerintah sangat krusial dalam memastikan kebijakan ini tidak hanya diterapkan, tetapi juga memiliki dampak yang nyata bagi kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, pertemuan ini juga membahas strategi advokasi guna mencegah intervensi industri rokok dalam pembuatan kebijakan, serta perlunya peningkatan kesadaran publik akan bahaya konsumsi tembakau. Para peserta juga menyoroti pentingnya alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) yang lebih transparan dan tepat sasaran untuk mendukung program kesehatan.
Sebagai tindak lanjut, IISD dan para pemangku kepentingan akan terus melakukan advokasi dan penelitian guna memperkuat kebijakan pengendalian tembakau di Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat mendukung target pemerintah dalam menurunkan prevalensi perokok, khususnya di kalangan anak dan remaja.
Dengan komitmen bersama dari berbagai pihak, diharapkan kebijakan pengendalian tembakau di Indonesia dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan demi kesehatan masyarakat yang lebih baik.